Josstay: Nikah Muda
Scene One – Baby Steps to the Happiness
gak ada warning apapun, dan maaf untuk typo karena aku gak cek ulang. ngantuk banget.
“Lagi ngapain?” Suara Joss yang terdengar sangat dekat membuat Tawan terkejut hingga melemparkan ponselnya.
Benda berbentuk persegi panjang itu untungnya masih terjatuh di kasur, namun benda tersebut berada dalam posisi menyala dan menampilkan foto yang tadi dikirimkan oleh temannya, Jumpol.
“Kak J!!!” pekik Tawan keras.
Joss agak terkejut melihat respon Tawan yang tidak seperti biasanya, lelaki bertubuh tinggi itu mengambil ponsel Tawan yang berada dekat dengannya.
Joss mengerjapkan matanya saat matanya tidak sengaja melihat foto yang ditampilkan ponsel Tawan, “Lingerie?” Joss bertanya dengan suara terkejut.
“Little T, kamu mau beli lingerie?”
Tawan dengan secepat kilat mengambil ponsel yang berada ditangan Joss, “ENGGA!!! TADI JUMPOL NGIRIM FOTO ASAL.” jelas Tawan terburu-buru.
Joss menatap Tawan dengan pandangan jenaka, mengetahui bahwa suami kecilnya sedang merasa malu. Joss tau bahwa Tawan tidak mungkin mencari pakaian tidur semacam lingerie, namun Joss rasanya ingin menjahilinya terus karena tau Tawan akan merasa kesal.
“Yaudah pesen aja, coba cari di amazon biasanya lebih banyak. Nanti pake cc aku.” ucap Joss dengan intonasi jahilnya.
“KAK J MAHHHH.” protes Tawan saat tau lelaki tinggi itu akan mengusilinya.
Joss tertawa dengan keras saat melihat wajah Tawan yang memerah karena malu. Menggemaskan sekali, Joss rasanya ingin mengigitnya.
“Maaf.” Joss berbisik pelan sebelum lelaki itu benar-benar merealisasikan keinginannya yaitu mengigit pipi Tawan yang memerah.
“KAK J!!!!!” Tawan berteriak kesakitan saat merasakan gigi Joss yang mengigit pipinya tanpa ampun. Tawan berusaha mendorong Joss namun lelaki itu lebih dulu melepaskannya dengan tawa yang menggelegar dengan keras.
Tawan memukul bahu Joss dengan keras dengan tangan kanan yang memegang pipinya yang memerah dan berbekas gigitan.
“Maaf maaf.” Joss bangkit dan berlari menghindari Tawan yang terlihat sangat kesal dengan tingkahnya.
Tawan tidak mau kalah, dia lompat dari tempat tidur dan langsung mengejar Joss yang berlari ke arah ruang depan.
“KAK J SEBENTAR SINI AKU GIGIT DIKIT.” ucap Tawan dengan berteriak.
“GAK. AKU MINTA MAAF ABISNYA TADI GEMES.” Joss menjawab dengan teriakan pula.
Suasana apartment itu sangat ricuh di pagi hari. Joss beberapa kali menabrak konter maupun meja karena tubuh besar tingginya. Sementara Tawan dibelakangnya dengan mudah menghindari barang-barang mereka karena ia memiliki tubuh yang langsing.
Joss berlari masuk ke dalam ruang kerjanya dan menutup pintu tepat sebelum Tawan mencapai pintu.
“KAK J CURANG BANGET?” Tawan berteriak dan menggedor pintu ruang kerja Joss secara bar-bar.
“Janji dulu engga gigit?” Joss menawar dibalik pintu dengan suara yang menahan tawa.
“Gabisa gitu. Ini pipiku lho berbekas kak?” protes Tawan tanpa henti.
“Yaudah apapun deh dilakuin tapi jangan gigit? Aku gak ada pipi ini, gak chubby kayak kamu?” Joss kembali menawar.
Tawan menghembuskan nafasnya dengan kesal, “Oke! Tapi kak J harus ikutin kemauanku hari ini.” jawab Tawan dengan lugas.
“Sekarang buka pintunya dulu.” perintah Tawan.
Joss mau tidak mau membuka pintu ruang kerjanya dengan perlahan, awalnya dia hanya mengintip dan melihat Tawan berdiri dengan tangan yang terlipat di dada dan wajah yang cemberut, sebisa mungkin Joss menahan tawanya.
“Iya udah dibuka.” ucap Joss.
Tawan mendelik melihat suaminya menahan tawanya, lelaki itu menarik Joss keluar dan menarik lengannya ke arah kamar.
“Sekarang kak J ganti baju, terus ambil dompet sama kunci mobil.”
Joss mengerjapkan matanya tidak paham namun lelaki itu tetap mengikuti apa yang disuruh oleh Tawan. Dengan cepat Joss mengganti piyama dengan celana jeans selutut dan kaos berwarna putih. Joss tidak mandi karena tadi pagi jam 6 dia sudah mandi namun memutuskan untuk memakai piyama karena ia pikir mereka akan berada di rumah seharian.
Tidak lupa Joss memakai parfum dan kacamatanya, “Mau kemana?” tanya Joss saat melihat Tawan juga sudah rapi. Lelaki itu tidak mengganti piyamanya, ia hanya menambah kacamata di wajah rupawannya.
“Today is shopping day! Kita kehabisan bahan makanan! Aku pas kak J kerja kemarin kebanyakan dikirim makanan sama bunda atau order online. Udah gak ada bahan makanan lagi makanya tadi pagi kita cuma breakfast pake sereal.” jelas Tawan panjang lebar sambil mengumpulkan shopping bag yang mereka miliki.
“Oh belanja, ke lotte mart aja kalau gitu?” tanya Joss.
Tawan menatap Joss dengan cengirannya, “Pegangan tangan?”
Joss mendengus geli namun tangannya menyambut uluran tangan Tawan. Mereka berdua keluar apartment dengan berpegangan tangan, senyuman Tawan tidak pernah lepas dari bibirnya. Beberapa kali ia mengoyangkan tangan mereka ke depan dan ke belakang. Joss sendiri hanya terkekeh kecil melihat tingkah lucu Tawan.
Kali ini Joss menggunakan mobilnya karena mereka pasti akan membawa banyak barang. Perjalanan mereka hanya membutuhkan waktu sekitar 20 menit. Joss dan Tawan masing-masing membawa satu troli.
Tawan bersenandung kecil karena merasa sangat bahagia, grocery date adalah salah satu dari list date favorite-nya belum lagi selama ini ia banyak menonton konten tiktok yang pergi berbelanja bersama suami.
“Kita ke bahan makanan kering dulu ya kak! Nanti buat ke buah sayur belakangan aja.” ucap Tawan memimpin kegiatan berbelanja mereka.
Joss sendiri hanya mengangguk dan mengikuti Tawan yang berjalan agak terlalu cepat, “Pelan-pelan little T, kalau ada troli lain tiba-tiba ke arah sini kamu kaget ntar.”
Joss mencoba mengingatkan Tawan namun lelaki itu tidak begitu mendengarkannya.
“Sampe...” ucap Tawan saar mereka berdua sampai di bagian minyak margarin dan teman-temannya.
“Beli minyak sania premium cooking oil 3 buah,” Tawan mengambil minyak berukuran 2L dan memasukannya ke dalam troli.
“Blueband kemasan 1 kilo, anchor butter 3 buah, minyak wijen tiga botol,” Tawan berhenti saat melihat rak berisi olive oil.
“Kak beli olive oil gak?” tanya Tawan pada Joss yang sejak tadi hanya memperhatikan Tawan.
“Beli aja.” jawab Joss.
Tawan mengangguk lalu memasukan 3 botol olive oil, Tawan berjalan kembali ke arah tepung-tepungan. Lelaki itu memasukan tepung bumbu untuk membuat fried chicken, mengambil tepung terigu segitiga biru juga karena ia berniat untuk membuat kue sepulang dari belanja ini. Tidak lupa Tawan juga memasukan garam dan gula yang cukup banyak untuk persediaan di rumah.
“Aku ngambil saos ya?” Joss bertanya pada Tawan yang masih asik memilih bumbu masakan instan seperti bumbu soto ayam, rendang, dan lain-lain.
“Iya. Ambil yang langsung kemasan besar aja kak J, belibis ada tuh.” Tawan melirik kemasan saos di rak seberang mereka.
Joss langsung mengambil saos belibis berukuran besar sebanyak 5 buah, tidak lupa ia juga mengambil saos tomat, kecap, kecap asin, bon cabe, saos barbecue, dan sambal terasi instan yang memang disediakan. Joss juga mengambil seluruh macam Kewpie salad dressing dari mulai spicy tomato, roasted sesame, soy sauce, caesar, dan juga thousand island.
“Kak J, nitip ambilin saos hot lava dong buat bikin richeese ala-ala.” ucap Tawan agak keras.
Joss melihat saos yang dimaksud Tawan dan mengambil 3 botol untuk lelaki itu.
Mata Tawan membulat melihat banyaknya sos yang diambil oleh susminya, “Kak J? kita cuma tinggal berdua?”
Joss terkekeh, “Pasti abis. Temen-temen kamu pasti rajin dateng, temenku juga.”
“Ini kewpie beli semua?” tanya Tawan lagi.
“You know I prefer to have salad for my breakfast jadi yaudah biar gak bosen...”
Tawan mengangguk dan memeriksa kembali belanjaan mereka agar tidak bolak-balik dua kali ke tempat yang sama, “Oh!!,” Tawan berseru saat mengingat salah satu hal penting.
“Saos spaghetti!!! Kak J ada mau gak saos yang mana?”
Joss melihat-lihat, “Mau Pesto sama mushroom deh.”
Tawan mengambil sauce pesto merk Barilla dua botol dan juga Delmio mushroom sauce untuk suaminya serta sauce bolognese, carbonara untuk dirinya sendiri.
Mereka berdua lalu pergi ke bagian selanjutnya yang berisi mie dan bahan lainnya, “Mie mie yeay.” gumam Tawan dengan bahagia.
Lelaki itu mengambil mie dari korea, juga ramen, tidak lupa mie sehat seperti lemonilo juga masuk ke dalam trolinya yang sudah hampir penuh. Sementara Joss bertugas mengambil spaghetti dan juga makaroni untuk mereka. Belanja mereka kali ini memang banyak mengambil makanan instan karena Tawan yang Joss sama-sama memiliki kemampuan memasak yang biasa saja.
“Kalau mami liat langsung ngomel nih.” komentar Joss saat melihat troli mereka yang penuh akan makanan instan.
“Bunda juga sama sih kak, belum lagi kita pasti beli frozen food. Kurang gak sih trolinya?” tanya Tawan.
“Kurang. Yaudah nanti aku bawa 2 troli.”
Tawan melihat Joss dengan pandangan tidak percaya, “Yakin kak J?”
Joss mengacak rambut Tawan dengan gemas, “Liat bisep aku. Bisa lah?”
Tawan hanya mengendikkan bahunya, lelaki itu berjalan meninggalkan Joss dengan membawa troli yang kosong, “Sekarang snack snack!!!” ucap Tawan dengan semangat.
Joss hanya menggeleng dan mengikuti Tawan kemanapun ia melangkah seperti anak ayam mengikuti induknya.
Joss tidak melarang saat Tawan mengamgil segala macam jenis makanan ringan ataupun minuman ringan. Asal Tawan bahagia, maka Joss akan melakukan apapun.
“Sisain space buat susu sama jus nanti little t.” ucap Joss mengingatkan.
Tawan mengerjap pelan, “Oh iya. susu sama jus. Oke.”
Setelah troli terisi hampir penuh, Tawan dan Joss berpindah menuju section berisi frozen food dan juga sayur mayur.
“Kak ini gimana ya. Ambil troli lagi? Sekalian ke section sayur buah ternyata.”
“Yaudah tunggu sini, aku ambil troli baru lagi. Dua kali ya? Belum belanja detergen.”
Tawan terkejut mendengarnya, “Hah iya lupa sama detergen kak... Ini aku balikin aja apa? Kebanyakan kayaknya kak.”
Joss menggeleng, “Ngaco. Kebanyakan apanya. Udah gak apa-apa. Aku ambil troli baru dulu.”
Joss berlari menuju depan untuk mengambil troli tambahan, ternyata belanjaan mereka sangat banyak. Namun menurutnya ini seru karena ia dapat melihat Tawan yang terdiam dengan wajah berpikir yang menurutnya lucu hanya karena kebingungan untuk memilih makanan mana yang mau ia ambil. Padahal jika Tawan mau mengambil keduanya, ia tidak akan protes juga.
Joss kembali dengan dua troli di tangannya, ia melihat Tawan yang merapikan belanjaan mereka agar menyisakan space lebih.
“Ayo?” Joss menyerahkan troli kosongnya pada Tawan, dan mengambil dua troli yang sudah terisi.
Tawan mengangguk, ia menuju freezer besar berisi frozen food, “Kak J mau apa?”
“Bakso, sosis, nugget, frozen veggies, strawberry frozen, blueberry frozen, smoke beef, chicken wings, chicken-”
“Oke-oke!!” Tawan memotong ucapan Joss..
Lelaki itu mengambil semua makanan yang diucapkan Joss, namun ia membatasi kuantitasnya.
Joss mengernyit melihat Tawan yang mengambil dengan hati-hati, lelaki bertubuh tinggi itu mengambil kembali makanan yang sudah diambil Tawan.
“Kak J? Ngapain kok ditambahin?” protes Tawan.
“Temen-temen suka main.” ucap Joss cuek.
Tawan menghela nafasnya pasrah, “Beli daging?”
Joss menggeleng, “Gak usah. Kalau beli daging di Mastro Meat Market aja nanti kita mampir.”
Tawan mengangguk. Lelaki itu lalu menjalankan kembali trolinya menuju bagian sayur mayur.
Tawan mengambil daun selada, kol merah, kol biasa, cabai, bawang, daun bawang, tomat ceri, tomat biasa, dia juga mengambil sayur dan banyak buah lain terutama untuk bahan-bahan membuat salad dan smoothies.
Meninggalkan troli bersama Tawan, Joss sendiri mengambil banyak susu dan jus untuk mereka berdua. Khususnya susu almond karena dia sangat menyukainya. Untuk jus, Joss memilih untuk mengambil buah-buah yang disukai dirinya dan Tawan.
Mereka melihat tiga troli yang sudah terisi penuh dengan cengiran lebar, “Kak J. Ini kalau beresinnya langsung dilempar bisa gak ya?” tanya Tawan dengan iseng.
Joss terkekeh, “Bisa. Bisa gila maksudnya.”
“Yok semangat dikit lagi kita terakhir beli sabun sampo abis itu pulang....” Tawan berucap menyemangati dirinya sendiri dan Joss.
Mereka berdua mendorong troli dengan kesusahan, pandangan orang lain yang menatap mereka dengan aneh tidak mereka perdulikan.
“Besok-besok ngajak Nanon belanja fix. Nanti biar dia yang bantu bawa, kalau bisa sekalian ajak pacarnya juga si Pawat.” ucap Tawan.
Joss hanya mengangguk mengiyakan, ia fokus mendorong dua troli agar trolinya sesuai dengan arah yang dia inginkan, hitung-hitung latihan menguatkan bisep-bisepnya.
Mereka akhirnya sampai di section berisi alat-alat kebutuhan rumah tangga. Tawan sendiri mengambil sabun, sampo yang biasa mereka gunakan. Ia juga mengambil sikat gigi dan pasta gigi yang banyak sebagai cadangan.
Troli terakhir mereka yang sebelumnya kosong sudah mulai terisi dengan banyak, belum lagi tisu wajah dan tisu toilet yang memang sengaja diambil banyak sebagai persediaan agar tidak perlu membeli berkali-kali.
“Udah semua kan kak J? Sabun, sampo, detergen, pewangi, pasta gigi, sikat gigi, pembersih toilet, pembersih lantai, pembersih piring, spons, tisu toilet, tisu wajah, pewangi ruangan.” Tawan menyebutkan belanjaan mereka satu-persatu.
Joss menahan senyumannya, “Ada yang lupa. Malah penting banget ini.”
Tawan mengerjap pelan, “Apa?”
Joss mendekatkan tubuh tingginya pada Tawan, “Kondom sama lube, kok dilupain?” bisik Joss.
Tawan merasakan pipinya memerah saat mendengar ucapan Joss, “KAK J MAH!!!” protesnya pelan.
Tawan mendorong trolinya meninggalkan Joss yang tertawa di belakangnya, “Little T, jangan ditinggal ini trolinya gimana?” Teriak Joss dengan iseng.
Tawan berbalik dan mengambil salah satu troli untuk ia bawa sendiri, “Kalau mau beli. Pilih sendiri. Aku gak mau pilih.” ucap Tawan dengan wajah semerah tomat.
Joss semakin tertawa mendengarnya, lelaki itu mendorong troli belajaannya dengan langkah cepat untuk mengejar Tawan.
“Oke lube rasa strawberry ya little T.” Joss berucap dengan suara kencang yang membuat beberapa orang disekitar mereka menatapnya dengan pandangan sinis.
Tawan semakin berjalan dengan cepat meninggalkan Joss di belakangnya yang masih berucap dengan keras perihal lube dan kondom, lelaki itu menggerutu pelan, “Agak gila.” bisik Tawan pelan dengan wajah yang sangat merah.