Josstay: Nikah Muda
Stay With You
Hari kamis.
Sudah empat hari hubungan Tawan dan Joss berjalan begitu saja. Joss yang selalu pulang malam, dan Tawan yang selalu tidur terlebih dahulu tanpa menunggu lelaki itu.
Hari ini hari kamis yang berarti besok Joss akan meninggalkan Tawan selama tiga hari ke Labuan Bajo untuk bekerja.
Tawan bangun terlebih dahulu dan membersihkan dirinya tanpa membangunkan Joss. Lelaki itu bersiap untuk membuat sarapan untuk Joss, kegiatan ini sudah Tawan lakukan selama beberapa hari belakangan.
Tawan merindukan Joss. Sangat merindukan lelaki itu. Tawan tidak bisa merasakan hal yang sama lagi- kupu-kupu berterbangan dan semacamnya tanpa merasakan sedikit cubitan di jantungnya. Setiap Tawan mengenang memori bahagia bersama Joss- perasaan senang itu akan disertai dengan perasaan sakit yang membuat Tawan membuang jauh-jauh imajinasi dan kenangannya.
Hari ini Tawan membuat greek salad dengan dressing olive oil dan perasan air lemon, dan ia juga menambahkan dua butir telur rebus. Resep ini ia dapatkan dari ibu mertuanya, beliau mengatakan Joss menyukai greek salad dan kopi hitam untuk sarapan. Tawan juga menyiapkan egg toast yang resepnya ia dapatkan dari video tiktok.
Tawan menatap dengan bangga hasil masakannya, Tawan membuka apron yang membalut tubuhnya dan bergegas menuju kamar untuk membangunkan Joss yang sepertinya masih tertidur.
Tawan membuka gorden kamarnya, membiarkan cahaya masuk ke kamar dengan bebas. Pemandangan kota Jakarta masih menjadi pemandangan favoritenya setiap pagi. Gedung-gedung pencakar langit itu terlihat menakjubkan. Tawan membiarkan dirinya terlena akan pemandangan di depannya tanpa menyadari lelaki yang menjadi teman hidupnya menggeliat kecil karena terganggu oleh cahaya matahari yang masuk ke kamar mereka.
“Dek?” Panggil Joss dengan suara khas bangun tidurnya. Matanya menyipit berusaha melihat seseorang yang berdiri di dekat jendela kamar mereka.
“Eh kebangun ya kak J? Maaf maaf.” Tawan melemparkan pandangan bersalahnya pada Joss yang masih berbaring di tempat tidur.
“Gak apa. Jam berapa sekarang?” Tanya Joss dengan tangan yang memijat keningnya.
Tawan yang menyadari bahwa Joss terlihat tidak nyaman dan lemas bergegas mendekati lelaki itu, tangannya dengan refleks memegang dahi Joss yang terasa panas.
“Demam...” Gumam Tawan.
Tawan berlari kecil ke kamar belajarnya untuk mengambil nurse kit miliknya. Tawan mengambil termometer, tensimeter, stetoskop, dan kotak berisi obat yang selalu dipersiapkannya.
Lelaki kecil itu membantu Joss untuk bergeser ke tengah sementara dirinya mempersiapkan alat-alat yang dimilikinya untuk mengecek keadaan Joss.
Tawan membersihkan termometer dengan alkohol swab dan menyelipkan alat itu di ketiak sang suami. Tawan juga mempersiapkan tensimeter air raksa yang dimilikinya, agak sedikit merepotkan namun kampusnya mewajibkan mahasiswanya untuk membeli tensimeter air raksa daripada tensimeter aneroid ataupun digital.
Tawan memasangkan cuff 2,5 cm diatas siku Joss, tawan juga memutar valve yang berfungsi mencegah udara yang yang dipompa nanti keluar dari cuff. Tawan memasang stetoskop ditelinganya, dan meletakkan diaphragm di fossa antekubital untuk mendengarkan denyut arteri brankialis Joss, sementara tiga jarinya yang lain ia tempatkan di pergelangan tangan Joss untuk meraba denyut arteri radialis lelaki itu.
Tawan memompa bulb dan mulai memfokuskan diri untuk mendengarkan denyut nadi Joss yang nantinya akan menjadi angka sistolik dan diastolik tekanan darahnya. Tawan terlihat serius sampai akhirnya dia bernafas lega karena tekanan darah Joss berada di angka normal yaitu 120/80 mmHg.
Tawan mengambil termometer di ketiak Joss yang menunjukkan angka 38°C. Suaminya demam, pikir Tawan.
Tawan merapikan alat-alat kesehatan miliknya, tangannya membuka kotak obat dan menemukan plester demam yang selalu disediakannya, berjaga kalau dirinya demam.
Tawan memasangkan plester demam di dahi Joss dan mendapat protesan dari lelaki dewasa itu.
“Memangnya anak kecil dipakein bye-bye fever?”
Tawan hanya terkekeh kecil dan mengusap lengan Joss dengan penuh sayang, “Udah deh kak J dipake aja gak apa-apa. Gak usah malu, no one here duh.” Ledek Tawan sementara Joss hanya mendengus pasrah.
Tawan tersenyum melihat tingkah Joss yang menggemaskan, “Kerja terus sih jadi sakit kan.” Bisik Tawan pelan.
Joss mendengarnya namun dia tidak memiliki tenaga untuk membalas ucapan Tawan. Lelaki itu memejamkan matanya dan menikmati usapan Tawan di lengannya. Rasanya sangat nyaman. Joss merindukan lelaki kecil itu.
“Kak J mau makan apa? Aku bikin greek salad sama egg toast tapi kayaknya mendingan bubur ya? Aku beli bubur dulu kalau gitu...” Tawan bertanya namun dia juga yang memutuskannya, dan Joss menahan rasa gemas. Jika dia tidak sakit mungkin dia akan menarik Tawan ke atas tubuhnya dan mencubit keras pipi lelaki itu.
“Gak usah, greek salad aja sini aku makan.” Lirih Joss.
Tawan yang sibuk dengan ponselnya bermaksud untuk memesan bubur pun berhenti. Tawan mengangguk dan menyingkirkan lengan Joss yang entah kapan sudah melingkar dipinggangnya.
“Sebentar aku ambilin dulu. Kopinya aku ganti susu ya? Kak J mau susu putih apa cokelat?” Tanya Tawan dengan lembut.
“Susu bear brand aja, masih ada kan?”
Tawan hanya mengangguk walaupun dia tahu Joss tidak melihatnya karena lelaki itu memejamkan matanya.
Tawan mempersiapkan seluruh makanan untuk Joss dengan telaten. Sebenarnya kelasnya akan mulai satu jam lagi, namun dia tidak tega meninggalkan Joss sendirian. Tawan berpikir untuk menggunakan jatah bolosnya.
Tawan kembali masuk dengan nampan berisi semangkuk greek salad segelas besar susu, air putih, egg toast dan teh manis untuk dirinya sendiri.
“Kak J makan dulu biar bisa minum obat.” Panggil Tawan dengan lembut.
Joss mengerjap perlahan, tubuhnya benar-benar terasa lemas. Joss duduk dan bersandar di tempat tidur dengan bantuan Tawan.
“Suapin?” Tanya Tawan lagi. Joss hanya mengangguk.
Tawan mengambil sesendok salad dan menyuapkannya pada Joss dengan perlahan. Dahi Joss berkerut merasakan sayuran itu terasa pahit di mulutnya.
“Dek, minta tolong kabarin sekretaris gua kalau gak masuk dulu hari ini. Terus cari kontak Samantha bilang lagi gak enak badan, terus tanyain kalau jadwalnya di undur dulu bisa gak.” Pinta Joss yang langsung dilakukan oleh Tawan.
Tawan menyerahkan ponselnya pada Joss untuk membuka kata sandinya, ini pertama kalinya dalam pernikahan mereka Tawan membuka ponsel Joss. Tawan melihat home screen yang digunakan lelaki itu adalah fotonya bersama teman-temannya, sementara lock screen lelaki itu default dari ponselnya.
Joss memilih melanjutkan makannya sendiri sementara Tawan sibuk dengan ponselnya. Tidak berapa lama kemudian Tawan mengembalikan ponsel sang suami dengan cengiran kecil di bibirnya. Dia tadi sedikit melihat chat suaminya dan isinya hanya grup bersama teman-temannya, grup keluarga, grup kantor, sekretarisnya, dan juga dirinya. Tawan merasa lega, hal kecil seperti ini membuatnya sangat bahagia.
“Udah aku chat. Sini kak J aku suapin lagi.” Ucap Tawan kelewat ceria.
Joss hanya mendengus kecil, entah apa yang membuat suami kecilnya menerbitkan senyuman hangatnya Joss tidak begitu perduli karena ada makanan yang harus dihabiskannya.
“Gak usah, kamu makan aja.” Joss mengambil egg toast dan menjejalkannya pada mulut Tawan yang diterima lelaki itu dengan gigitan yang cukup besar.
Tawan mengambil alih egg toast-nya dan memakannya dengan lahap. Joss menggeleng pelan dan menyelesaikan suapan terakhir makanannya. Tawan yang melihat itu dengan terburu menyelesaikan kunyahannya dan meraih kotak obat yang dia letakkan di nakas.
Tawan mengambil paracetamol tablet dan menyerahkannya pada Joss setelah lelaki itu menghabiskan segelas susunya, “Ini minum dulu obatnya. Abis itu tidur lagi ya kak J.”
Joss menerimanya dan langsung meminum obat itu tanpa banyak bertanya, dia mempercayai Tawan karena lelaki itu memang belajar di bidang kesehatan, dia lebih tau hal-hal seperti ini daripada Joss.
Setelah merapikan semuanya, Tawan kembali ke kamar dan melihat Joss yang sedang mengganti channel televisi.
Tawan duduk bersandar di sebelah Joss dan memainkan ponselnya, mengabarkan pada teman-temannya kalau dia tidak masuk hari ini karena Joss sakit dan harus merawat lelaki itu.
Tawan tertawa atas jokes yang diberikan oleh Arm tentang bagaimana memilih keperawatan berperan penting dalam mengurus suami yang sakit dan sehat.
Joss melirik Tawan yang tertawa dan memutuskan menidurkan kepalanya di paha lelaki itu. Tubuh besarnya mencari kenyamanan di paha sang suami.
“Kamu gak kuliah?” Tanya Joss berbasa-basi.
Tawan meletakkan ponselnya dan menatap Joss dengan tatapan jenaka, “Kak J mau aku kuliah aja?”
“Yaudah kuliah aja. Lagi cuma demam kok.”
Tawan hanya menganggukkan kepalanya, berpura-pura menyetujui ucapan Joss, “Tapi kok kak J gak mau bangun? Kalau masih jadiin paha aku bantal gimana aku mau siap-siap kuliah?”
Joss mengerang kecil, membenamkan kepalanya di perut rata Tawan, “Jawabnya kok gitu?” Protes Joss dengan suara teredam namun Tawan masih bisa mendengarnya dengan jelas.
“Loh terus jawabnya harus gimana?” Tanya Tawan jahil, tangannya mengusak rambut tebal Joss dengan sayang. Matanya menatap jenaka Joss yang terlihat lucu dengan plester demam di dahinya.
“Ya basa-basi. Bilang kalau kamu nemenin kakak disini jadi gak usah kuliah.” Protes Joss.
Tawan tertawa hingga merasakan dadanya sesak, Joss yang sakit adalah Joss yang paling disukainya. Ibu mertuanya sudah pernah mewanti-wanti Tawan bahwa Joss akan menjadi sangat manja saat sakit, dan kali ini Tawan melihatnya sendiri dengan mata kepalanya, Joss sangat menggemaskan dan Tawan rasanya bisa gila.
“Iya iya kak J, aku gak kuliah nih liat aku diem disini oke.” Ucap Tawan disela tawanya.
Joss mendengus dengan keras, merasa malu atas tingkahnya namun dia memang selalu ingin dimanja jika sedang sakit. Untuk kali ini Joss meruntuhkan egonya dan memeluk Tawan dengan erat. Menahan lelaki itu agar tetap disisinya.
“Jangan kemana-mana.” Tegas Joss.
“Kalau ke kamar mandi juga gak boleh kah?” Jawab Tawan jahil.
Joss yang kesal karena Tawan menikmati waktunya menggodanya mengigit perut lelaki itu main-main, Tawan sendiri semakin tertawa dengan keras. Joss lucu sekali. Rasanya Tawan ingin selalu bertemu sisi Joss yang satu ini.
“Berisik.” Omel Joss mengeratkan pelukannya pada Tawan.
Tawan berusaha menghentikan tawanya dan membiarkan Joss memeluknya, tangannya menepuk pelan punggung lelaki itu, merasakan kulitnya yang panas.
“Manja banget suami siapa sih.” Bisik Tawan dengan intonasi ceria yang jelas.
“Suami kesayangan little te.” Gumam Joss dengan tidak jelas karena sepertinya efek samping obatnya sudah bekerja. Joss mulai tertidur dengan tenang, meninggalkan Tawan yang membeku mendengar ucapan Joss.
Tawan mengelus pelan rambut Joss, senyuman kembali terbit diwajah manisnya. Tawan berbisik dengan pelan bahkan nyaris tidak bersuara, “Ya bener. Kak J kesayangan little te. Sampe rasanya bisa gila karena harus nahan rasa sayang sendirian.”
“Sleep well, sayangnya te.”
Waktu menunjukkan pukul 2 siang. Saat ini baik Joss dan Tawan masih tertidur dengan posisi yang sama. Tawan hanya menambahkan beberapa bantal dipunggungnya agar tidak terlalu sakit saat bangun nanti.
Tawan bangun terlebih dahulu karena suhu yang terasa semakin panas, tadi dia memutuskan untuk menaikkan suhu ac karena Joss harus berkeringat agar suhu tubuhnya turun.
Tawan memeriksa Joss dan merasakan suhu tubuh suaminya tidak terlalu panas seperti tadi pagi. Tawan memindahkan kepala Joss ke bantal dengan hati-hati agar tidak membangunkan lelaki itu. Tawan mengambil termometer dan memasangnya di ketiak Joss untuk memonitor suhu tubuh suaminya.
Sambil menunggu termometer berbunyi, Tawan menutup gorden dan menyalakan televisi agar kamar mereka tidak hanya berisi keheningan.
“Makan apa ya...” Gumam Tawan sendirian. Tangannya sibuk mencari makanan yang bisa dimakan Joss, dan Tawan memutuskan dia akan membeli KFC. Dia akan membelikan Joss, soup KFC sementara dirinya bisa memakan ayam goreng.
Termometer berbunyi dan Tawan meraihnya dengan cepat, 37,4°C. Tawan bernafas dengan lega. Joss hanya butuh beristirahat lebih banyak dan bisa kembali beraktivitas besok.
Sambil menunggu makanan datang, Tawan memutuskan untuk mandi karena tubuhnya lengket oleh keringat. Tawan merapikan tempat tidur agar Joss merasa nyaman, Tawan juga mengecek ponselnya dan menerima informasi dari teman-temannya mengenai tugas individu hari ini.
Tawan menyelesaikan mandinya dalam 20 menit dan mendapat pesan bahwa abang gojek sudah menunggu di lobby. Tawan melirik Joss yang masih tertidur, dia akan cepat mengambil makanan dan kembali ke kamar sebelum Joss bangun dan merengek seperti anak kecil.
Belum sampai di lobby, ponsel Tawan berbunyi dengan nyaring. Tawan lupa mengubah ponselnya jadi mode getar, dan benar dugaannya, suaminya terbangun.
“Halo kak J?” Ucap Tawan dengan ringisan pelan.
“Where are you?” Joss bertanya dengan suara seraknya.
“Sebentar kak J, aku ambil makanan dulu dibawah. Sebentar ya 5 menit.” Ucap Tawan dengan nada yang meyakinkan.
“Cepetan.”
Panggilan terputus. Joss memutuskan panggilan sebelum Tawan sempat berucap. Tawan menghela nafasnya, suaminya sudah manja, galak pula.
Tawan menerima bungkusan makanan berlogo KFC dengan senyuman dan berbalik sambil berlari kecil.
Tawan masuk ke dalam apartment mereka dengan perlahan, ia meletakkan bungkusan makanan meja makan dan berlari kecil ke kamar.
“Telat 7 menit.” Sebuah suara menyapa Tawan yang baru masuk ke dalam kamar. Tawan melihat Joss yang duduk bersandar di kasur dengan wajah yang menekuk.
Tawan menampilkan cengirannya, berjalan mendekati Joss dan merentangkan tangannya dengan lebar. Joss memincingkan matanya namun tetap masuk ke pelukan hangat suami kecilnya.
“I thought you left me...” Bisik Joss pelan.
Joss terlihat seperti singa yang terluka saat ini, matanya menatap Tawan penuh kesedihan namun masih ada kemarahan kecil karena ditinggal. Tawan tidak bisa tidak tersenyum melihat bayi singanya.
Tawan terkekeh kecil, “Ngaco mana ada. I promise to stay kan?” Ucap Tawan mengelus rambut Joss dengan penuh kasih sayang.
“Aku tadi ambil makanan kak J, tapi aku beli KFC. Nanti Kak J makan sup sama nasinya, sama chicken nuggetnya ya, aku buatin telur juga kok.” Jelas Tawan.
Joss mendengus sebal mendengar penuturan Tawan, hanya alasan saja. Tawan pasti ingin makan fried chicken dan dia tidak membeli di McD karena tidak ada supnya makanya dia beli di KFC.
“Ada orang sakit dibeliinnya junk food.” Protes Joss.
Tawan memukul lengan Joss pelan dan tertawa, “Bukan junk food ya kak J. Itu sup ada sayurnya, aku milih menu makanan yang sehat buat kak J tau!!” Jelas Tawan dengan semangat seolah saat ini dia sedang mempresentasikan sebuah temuan ilmiah yang luar biasa.
“Dan kamu pengen fried chicken juga.” Celetuk Joss.
“Nah!! Itu dia yang utamanya.” Tawan tertawa dengan keras hingga tubuhnya bergetar, Joss tersenyum kecil di pelukan Tawan. Senyum pertamanya hari ini.
“Sekarang kak J tunggu dulu, aku siapin menu terenak sepanjang masa oke. Abis itu boleh peluk sepuasnya, tapi minum obat dulu oke.” Tawan melepaskan pelukannya pada Joss dan beranjak keluar kamar untuk menyiapkan makan siang mereka. Joss yang ditinggal hanya memperhatikan lelaki yang menjadi suaminya, Tawan terasa sangat dewasa saat ini.
Biasanya dia memanjakan Tawan namun saat ini dia juga merasa senang dimanjakan oleh Tawan. Rasanya Joss ingin tetap di rumah menghabiskan waktu bersama Tawan, dimanja oleh lelaki itu, masak bersama, menonton film bersama, apapun yang dapat dilakukannya bersama Tawan.
Mereka menyelesaikan makanannya dalam 25 menit, setelah beberapa drama terjadi karena Joss berusaha mencuri kulit ayam milik Tawan dan Tawan yang berusaha melindungi harta karunnya dengan dalih Joss sedang sakit tidak boleh makan junk food.
Saat ini posisi mereka sedang duduk bersandar di tempat tidur dengan kepala Joss yang ditidurkan di bahu Tawan dan menonton anime (pilihan Tawan setelah dia menang suit dari Joss).
Tawan melanjutkan menonton anime kesukaannya Jujutsu Kaisen setelah ketinggalan beberapa episode. Tawan dengan serius menonton anime sementara Joss hanya melihatnya dengan bosan, mencoba mencari tahu dimana letak keseruan dari kartun berjalan ini.
“Dek itu apasih kok ngomongnya salmon, caviar, roe? Udah kayak mau buat sushi.” Protes Joss saat melihat salah satu tokoh berbicara dengan aneh.
Tawan hanya mendengus kecil dan mengabaikan Joss, dia memberikan fokus penuhnya pada salah satu karakter favoritenya Inumaki Toge.
“Yaelah Mahitot.” Erang Tawan saat melihat major antagonist muncul.
“Mahitot? Apatuh?” Tanya Joss lagi, yang sudah pasti diabaikan oleh suami kecilnya.
“Loh itu dia bisa ngomong?” Kaget Joss setelah melihat karakter Inumaki mengucapkan kata Run Away.
Tawan tertawa dengan keras saat melihat Joss menegakkan tubuhnya, “Ya bisa lah. Masa gak bisa? Adalah alasannya kenapa dia ngomongnya salmon tuna dan sebagainya. Aku males jelasinnya jadi kak J biarin aku nonton dengan tenang oke?”
Joss kembali bersandar di bahu Tawan dengan tangan yang memeluk posesif pinggang lelaki itu. Dia kira anime yang Tawan tonton bergenre romance, ternyata ada adegan berantemnya juga dan Joss merasa bahwa anime ini cukup seru.
“Idih itu siapa nutup matanya begitu? Nanti kesandung tau rasa. Mana rambutnya jebrik begitu.” Ucap Joss merasa aneh saat melihat karakter Gojo Satoru.
Tawan sebisa mungkin menahan tawanya saat mendengar komentar dari suaminya, walaupun Joss mengatai suami barunya di dunia gepeng, Gojo Satoru, namun Tawan memakluminya.
Tuna mayo
dan tawa Joss pecah saat mendengar Inumaki berbicara hal aneh lagi, lelaki itu memegang perutnya karena tawanya tidak berhenti.
“Kok itu yang rambutnya jebrik item ngerti sih maksudnya?” Tanya Joss disela tawanya. Tawan sendiri hanya mendengus dan memukul Joss karena menganggu konsentrasinya.
“Kok abis?!” Protes Joss saat episodenya berakhir begitu saja bahkan sebelum pertarungan di mulai.
“Ya sabar ini aku mau ganti ke episode selanjutnya kak J.” Balas Tawan.
“Anjir keren banget.” Puji Joss saat melihat adegan bertarung mereka.
“Eh itu kenapa si tuna mayo kok berdarah.”
“Dek, tuna mayo gak bakal mati kan dek?”
Joss bertanya terus menerus, wajahnya menampilkan ketegangan melihat salah satu karakter yang menarik perhatiannya tumbang.
“Engga he reached his limit aja kak J. Bukan mati kok” Jelas Tawan menenangkan Joss.
Joss bernafas lega dan melanjutkan acara menonton mereka. Tawan mengelus tangan Joss selama menonton, menenangkan lelaki itu saat dirasanya pertarungan yang terjadi begitu keren dan terlihat mustahil ada di dunia nyata.
Setelah menyelesaikan dua episode, Joss akhirnya tertidur kembali. Joss terlihat menggemaskan karena dahinya berkerut dengan lucu, mungkin saja adegan yang ditontonnya masuk ke dalam mimpi lelaki itu.
Tawan bersyukur hari ini dia melewati harinya dengan sangat baik. Setelah meyakinkan diri beberapa hari belakangan, Tawan mulai bisa mengendalikan perasaannya sedikit demi sedikit. Tawan juga sudah bisa bersikap biasa saja sejak kejadian itu.
Tawan meminta Joss untuk berbaring dengan benar yang dibalas Joss dengan gumaman dan posisi yang berpindah, Tawan mematikan televisi mereka dan ikut berbaring di sebelah Joss. Memeluk lelaki itu di dadanya. Merasakan kehadiran sang pujaan hati saat ini.
Seberapa banyak lagi kata yang harus Tawan ucapkan untuk menggambarkan betapa ia mengagumi lelaki yang berada dipelukannya ini, Joss terlalu sempurnya. Lelaki itu telihat seperti sebuah berlian bahkan saat dia tertidur.
Tawan dapat dengan mudah merelakan waktunya hanya untuk menonton Joss tertidur, kebiasaan lelaki itu yang tidur dengan tenang dan sesekali berucap sepatah kata membuatnya terlihat sangat menggemaskan dan Tawan sangat ingin menggigit hidung lelaki itu jika ia diizinkan.
Bahagia.
Satu kata yang menggambarkan keadaan Tawan saat ini. Menghabiskan waktu bersama Joss, bahkan menonton anime favoritenya bersama lelaki itu, sesuatu yang dia tidak pernah bayangkan dalam hidupnya namun terjadi begitu saja. Tawan akan mengingat hari ini menjadi salah satu hari paling membahagiakan dalam hidupnya.
Perasaan bahagia itu meluap dengan bebas di aliran darahnya, membuat jantungnya berdegub menyenangkan. Tawan berusaha menyingkirkan hal-hal yang membuatnya sedih, untuk hari ini biarkan Tawan menikmati kebahagiaannya.
Karena Tawan tidak bisa memprediksi masa depan, bisa saja besok semuanya akan kembali seperti sebelumnya. Dingin dan juga asing. Jadi untuk saat ini, biarkan Tawan memeluk tubuh hangat Joss sebanyak yang ia bisa.
dan untuk saat ini biarkan dia mengakui bahwa dia mencintai pujaan hatinya, Joss Wayar. Dia berjanji besok ia kembali memainkan perannya menjadi Tawan yang tidak mencintai lelaki bernama Joss Wayar.