Josstay: Nikah Muda
Black and White
Hari ini Tawan dan Joss pergi untuk mencoba jas pengantin mereka. Setelah beberapa kali tidak bisa menemani Tawan untuk mengurus pernikahan mereka, akhirnya Joss bisa meluangkan waktunya untuk pergi bersama.
Joss memang sengaja mempadatkan jadwalnya sebulan sebelum pernikahan karena setelah menikah dia berniat untuk mengajak Tawan berkeliling negara sebagai hadiah honeymoon. Namun itu juga disesuaikan dengan jadwal kuliah Tawan.
Jika tidak memungkinkan mungkin mereka hanya akan pergi disekitar Indonesia saja.
“Udah siap?” Tanya Joss dengan senyuman tampannya.
Tawan menampilkan senyuman lebarnya sambil mengangguk kecil, dia sangat merindukan Joss. Lelaki ini sangat susa ditemui 2 minggu belakangan ini. Padahal pernikahan mereka sudah didepan mata.
“Kateringnya waktu itu gimana?” Tanya Joss.
“Seru kak!!! Kita pake jas semua terus nyeludup ke pernikahan orang lain buat nyoba. Hampir ketauan soalnya Jumpie kebodohannya gak bisa ditahan lagi. Untung Metawin pinter. Jadi kita bisa dateng ke nikahan 3 orang dan makan.” Cerita Tawan mengebu-ngebu.
“Terus udah fix menunya yang itu?” Tanya Joss lagi.
“Iya kak udah, cocok juga sama tema kita. Oh iya yang lain lain udah kan kak?”
“Apa?”
“WO udah fix kan?”
“Udah dari lama, WO duluan yang aku fixin. Gereja juga udah oke. Mobil, pemain piano dan yang nyanyi juga udah oke. Aku udah ngurus kok selama kerja kemarin. Sisa baju kita sama baju keluarga aja sih.” Jelas Joss.
Tawan sangat terharu, ia kira selama Joss kerja lelaki itu sedikit mengabaikan pernikahan mereka. Namun Joss ternyata masih menjalankan semuanya dan melakukan bagiannya.
“Makasih ya kak.” Ucap Tawan tiba-tiba.
“Makasih untuk apa?”
“Buat semuanya. Buat mau dijodohin sama aku. Buat jadi lelaki yang baikkkk banget, mengayomi aku juga. Aku nyaman sama kak J. Kak J bener-bener bisa dijadiin sandaran, meskipun kak J sibuk tapi kakak sempetin ngabarin aku. Walaupun yang Bandung itu kelewatan.” Ledek Tawan.
Joss mendengus mendengar ledekkan lelaki yang lebih muda, “Iya kan udah minta maaf yang Bandung itu.”
“Pokoknya aku berterima kasih ya kak. Semoga lancar sampai acara nanti. I can't wait to standing with you in altar.” Bisik Tawan dengan malu.
“Me too. Me too, little t.” Jawab Joss.
“Sekarang, ayo kita turun? Kayaknya mommy udah nunggu.” Ajak Joss.
Joss dan Tawan memang menggunakan jas yang akan dibuatkan oleh ibunya Joss, itu permintaan darinya.
“Mommy!!!” Panggil Tawan.
“Teeeeee!!!!” Sahut Siri memeluk Tawan dengan gemas.
“Gimanaa persiapannya lancar semua?”
“Lancar mommm.” Kali ini Joss yang menjawab.
“Yaudah ayo langsung coba aja tuxedonya. Kalau ada yang kurang bisa langsung dikasih tau mommy oke?” Ucap Siri mendorong Tawan masuk ke dalam bilik untuk mengganti bajunya.
Tawan memilih tuxedo berwarna hitam untuk dia gunakan, sementara Joss memilih warna putih. Sebelumnya Joss ingin warna hitam namun Tawan keras kepala, katanya dia lebih cocok dengan warna hitam, jadilah Joss mengalah.
“Joss udah nih mau keluar Tawannya.” Ucap Siri dari dalam bilik.
Joss yang sibuk dengan ponselnya langsung menatap bilik yang terbuka yang menampilkan calon suaminya dengan balutan tuxedo berwarna hitam yang indah.
“Gimana gimana?” Desak Siri.
“Beautiful...” Gumam Joss.
Tawan yang mendengar gumaman itu tersenyum dengan lebar. Tawan memutarkan tubuhnya di hadapan Joss sambil tertawa lebar.
“Bagus ya kak?” Tanya Tawan semangat.
“Bagus banget.” Bisik Joss.
“Hehehe aku juga suka banget!!! Ambil yang ini ya, gak usah ada perubahan mommy ini udah bagus banget.” Tawan mengacungkan kedua ibu jarinya pada Siri.
Siri tertawa kecil dan menarik Joss untuk berganti baju.
“Mom gak usah ditemenin.” Tolak Joss saat Siri ingin masuk ke dalam bilik bersamanya.
Siri mencibir kecil dan membiarkan Joss berganti pakaian sendiri. Siri memilih untuk memotret Tawan dan memberikan hasil fotonya pada besannya dan juga suaminya.
Tawan terlihat sangat tampan dan manis secara bersamaan. Memang benar-benar gen yang luar biasa.
“Mom dipasang aja kan ini?” Tanya Joss dari dalam bilik.
“Iyaaa udah belum? Sini mommy liat.”
“Udah. Bentar bentar jangan masuk.” Ucap Joss dengan keras.
Tawan yang penasaran sudah menunggu Joss didepa bilik dengan tidak sabar. Dia tidak sabar melihat Joss yang akan muncul dengan tuxedonya. Pasti sangat tampan.
Tawan melihat Joss keluar dari bilik dengan tuxedo putihnya. Tawan membulatkan bibirnya dengan terkejut.
Joss adalah epitome dari kesempurnaan. Bagaimana bisa dia terlihat tanpa cela dengan tuxedo berwarna putih? Piercing di telinganya membuatnya terlihat semakin tampan. Tawan bahkan lupa kalau dirinya masih dibutik bersama lelaki itu.
“Gimana?” Tanya Siri dengan jahil saat melihat calon menantunya menatap anaknya tanpa kedip.
“Kak J, ganteng banget.” Bisik Tawan penuh kekaguman.
Joss yang mendapat pujian secara langsungpun merasa malu, dia sering mendapat pujian namun kali ini berbeda. Calon suaminya lah yang memujinya secara langsung disertai tatapan mata penuh kekaguman.
“Thank you.” Bisik Joss pelan.