Josstay: Nikah Muda
Euphoria
Tawan membuka matanya dengan perlahan, merasa terusik dengan beban berat yang berada di perutnya saat ini. Matanya mengintip sedikit, ternyata tangan suaminya lah yang ditumpukan pada perutnya dan memeluknya dengan erat.
Tawan berusaha bergerak sedikit mungkin untuk mengambil ponsel di nakas tanpa membangunkan suaminya. Matanya menyipit saat brightness ponsel terasa terlalu terang untuknya.
“Jam 7?” Gumam Tawan saat melihat angka yang tertera di ponselnya.
Mata Tawan langsung terbuka dengan sepenuhnya, jam 7? Hari ini adalah hari senin, dirinya masuk kuliah jam 8 pagi. Hanya tersisa satu jam sebelum kuliahnya di mulai.
Tawan dengan perlahan menyingkirkan tangan Joss yang masih memeluknya dengan erat.
“Kakkkk.” Panggil Tawan.
“Kakkkk udah jam 7.” Panggil Tawan lagi, kali ini lelaki itu menepuk-nepuk pipi Joss dengan lembut.
Joss menggeliatkan tubuhnya tanpa membuka matanya sedikitpun, “Jam berapa?” Tanya Joss dengan suara khas bangun tidurnya.
“Udah jam 7 kak, kerja kan hari ini?” Tanya Tawan.
“Cuti nikah aku seminggu.” Jawab Joss dengan mata yang masih terpejam.
Tawan hanya mengangguk kan kepalanya dan beranjak dari tempat tidur untuk bersiap-siap pergi kuliah. Dia tidak bisa seperti Joss yang mengambil cuti setelah menikah, apalagi bulan-bulan menuju akhir semester seperti ini pasti jadwalnya sangat padat.
“Kamu kuliah?” Tanya Joss
“Iya kak kuliah kayak biasa, kan gak bisa cuti.” Kekeh Tawan.
“Yaudah rapi-rapi gih nanti aku anterin sama jemput ya.” Perintah Joss, lelaki itu kembali menarik selimutnya dan memejamkan matanya untuk tertidur sebentar lagi.
Tawan hanya tersenyum melihat kelakukan suaminya itu, Tawan memutuskan untuk membersihkan tubuhnya lalu memasak sarapan untuk Joss.
Tawan keluar kamar mandi dengan seragam perawat yañg telah rapi terpasang ditubuh kecilnya.
“Kamu pake seragam hari ini?” Tanya Joss memperhatikan Tawan dari atas hingga bawah.
“Iyalah aku kan poltekkes, pake seragam lah kak.” Jawab Tawan dengan senyumannya.
“Mandi gih kak, aku buat sarapan dulu. Sandwitch gapapa kan ya?” Sambung Tawan.
“Gak apa-apa, kopi ya dek sekalian.” Pinta Joss.
Tawan memberikan ibu jarinya dan berlalu ke dapur untuk mempersiapkan sarapan mereka. Joss sendiri memperhatikan Tawan dengan ringisan kecil yang berusaha ditahannya saat melihat lelaki itu keluar kamar dengan seragam perawat.
“Bangsat morning wood.” Ucap Joss memperhatikan bagian bawahnya yang sengaja ia tutupi dengan selimut untuk menyembunyikan kejantanannya yang ereksi.
Joss memberhentikan motornya tepat di depan gedung tempat Tawan berkuliah. Lelaki itu membuka helmnya dan menoleh ke arah Tawan yang juga sedang membuka helmnya dengan perlahan agar rambutnya tidak terlalu berantakan.
“Gak telat kan?” Tanya Joss dengan menerima uluran helm yang diberikan Tawan.
“Enggak kak, masih 10 menit lagi kok kelasnya.” Sahut Tawan dengan senyuman kecil yang terpasang di wajah tampannya.
“Nanti pulang jam berapa?”
“Jam 4-an kak, nanti aku chat ya kalau udah pulang. Kakak mau di rumah hari ini?”
“Gak, ini mau main ps di apartment Luke. Nanti siang mau makan bareng gak?” Tawar Joss.
“Makan bareng?” Tanya Tawan dengan bingung. Bagaimana cara makan siang bareng?
“Iya di kantin fakultas kamu dek, nanti aku samper kesini.”
Tawan membulatkan bibirnya dan mengangguk dengan semangat, “Kalau gak ngerepotin kakak, boleh makan bareng. Nanti aku yang traktir.” Jawab Tawan dengan malu.
Joss terkekeh kecil dan mengusap rambut Tawan dengan lembut, “Oke kamu yang traktir ya dek.”
Tawan menganggukkan kepalanya dengan semangat disertai cengiran yang selalu terpasang di wajahnya.
“Yaudah aku masuk dulu ya kak?” Pamit Tawan.
“Iya.”
Tawan melambaikan tangannya pada Joss.
“Tawannnn.” Panggil Joss sebelum Tawan masuk ke dalam gedung fakultasnya.
Joss menstandarkan motornya dan meletakkan dua helmnya di atas jok motornya.
Joss berlari kecil ke arah Tawan, sementara Tawan hanya memperhatikan Joss dengan wajah kebingungan yang jelas.
“Kenapa kak-?”
Cup
Belum sempat Tawan menyelesaikan ucapannya, dia menerima kecupan singkat di dahinya dari lelaki yang berstatus sebagai suami sahnya.
Tawan menampilkan wajah terkejutnya, tidak menyangka akan mendapatkan kecupan di tengah ramainya mahasiswa berlalu lalang di kampusnya.
“Belajar yang rajin ya dek.” Bisik Joss dengan lembut. Lelaki itu mengusak rambut Tawan sekali dan kembali ke motornya dengan cepat.
Tawan yang masih memproses kejadian yang terjadi itu hanya bisa melambaikan tangannya melihat kepergian motor Joss.
Perutnya merasakan euphoria yang sama seperti sebelumnya, kupu-kupu berterbangkan dengan ricuh. Tawan menutup wajahnya yang memerah.
“Kenapa sih dia tuh suka tiba-tiba kayak gitu. Dia gatau apa rasanya gua mau mati kalau dia lagi bertingkah manis tiba-tiba. Dasar aneh.” Gumam Tawan frustasi.
Tawan masuk ke dalam gedung dalam perasaan campur aduk, masih pagi namun rasanya hatinya sudah lelah menerima fakta bahwa dia akan menghabiskan seluruh hidupnya dengan godaan besar bernama Joss Wayar.