Josstay: Bad Boys

“This isn't a little debate society. That's high school stuff!” -Sydney Scanberg


Tawan menatap sengit lelaki tinggi di hadapannya, wajahnya menggambarkan kebencian yang jelas. Sementara lelaki yang dimaksud hanya memandang remeh Tawan, jangan lupakan senyuman menyebalkan yang terbit di wajah tanpa cela itu.

“Kali ini apa lagi, little orca? Kenapa lu sampe repot-repot dateng ke tempat yang sering lu katain sarang setan ini?” Lelaki itu berucap dengan nada paling menyebalkan yang pernah Tawan dengar.

“Stop. calling. me. little. orca. you. dickhead. and i dont have any business with you. so back off.” Geram Tawan dengan tangan yang sudah mengepal. Siap memberikan tinju pada lelaki tinggi dihadapannya.

“You used to love it when I called you litte orca.” Balas lelaki itu dengan santai. Mengabaikan ucapan Tawan tentang bagaimana kedatangannya bukan menjadi urusan lelaki itu.

Tawan menarik nafas sebanyak mungkin, mencoba bersabar menghadapi lelaki dengan wajah sok tampan di depannya ini.

“Mana temen lo yang namanya Drake?” Tanya Tawan dengan emosi tertahan.

“Ada urusan apa lu sama temen gua?”

“Fuck off, Joss. I want punch him in the face. right now.”

Lelaki tinggi yang diketahui bernama Joss memperlihatkan wajah terkejutnya yang tentu saja hanya akting belaka, dia sudah memperkirakan hal ini. Dia mendengar bahwa Drake bertaruh untuk mengencani seorang lekaki dari sekolah sebelah, dan setelah ditelusuri lelaki itu adalah salah satu teman gang Tawan.

Cepat atau lambat, Tawan pasti akan datang menghampiri dia dan teman-temannya, dan hal itu ternyata terjadi lebih cepat karena lelaki kecil itu sudah berdiri dihadapannya dengan wajah paling bengis yang dimilikinya.

“Whoa chill out, orcanius kecil. Violence isnt allowed here.”

Ucapan Joss semakin membakar emosi Tawan, Tawan maju dan menabrak bahu Joss dengan keras. Lelaki itu berjalan masuk ke tempat yang sering kali didatanginya hanya untuk bertengkar atau memulai pertengkaran.

“Get out of my way you dickhead.” Bisik Tawan tajam.

Tawan berjalan menuju ruangan tempat mereka berkumpul, dia hanya ingin memberikan Drake satu pukulan diwajah karena lelaki itu bersikap bajingan pada temannya, Frank.

Tawan melihatnya, lelaki beralis tebal dengan wajah campuran yang khas itu sedang tertawa dan bermain uno bersama teman-temannya, mereka semua tidak menyadari kedatangan Tawan karena suara yang bersahut-sahutan dengan keras.

Belum sempat Tawan mendatangi Drake, lengannya sudah ditarik dengan kencang. Tawan menoleh dan mendapati Joss yang menariknya dengan wajah serius.

“Lepasin.” Perintah Tawan dengan emosi.

Joss menghiraukan perkataan lelaki itu dan tetap menarik- atau lebih tepatnya menyeret Tawan untuk keluar dari basecamp miliknya.

“Gua udah bilang gak ada kekerasan disini. Lagipula pake otak lu dong, lu dateng sendiri kalau tiba-tiba tonjok si Drake apa lu ngga dikeroyok temen-temen gua?” Jelas Joss dengan tegas.

Tawan melepaskan cengkraman Joss dilengannya dengan kasar, “Itu sama sekali bukan urusan lo.”

“Itu urusan gua. Lu ada di tempat gua. Kalau lu kenapa-apa nanti gua yang disalahin, orcanius kecil.” Balas Joss dengan jengah. Menghadapi Tawan sangatlah melelahkan, keras kepala lelaki itu cukup membuat Joss geleng-geleng kepala.

Tawan memandang Joss dengan tajam, “Berhenti ngurusin hal tentang gue. Lo sama gue gak pernah sedeket itu.”

“Kepala batu. Cepet lu balik ke sekolah lu. Gua masih baik sekarang.” Joss mengalah saat ini. Jika dia terus meladeni Tawan yang ada nantinya pertengkaran yang terjadi bukan antara Tawan dengan Drake, melainkan dirinya dengan Tawan.

“Fuck.” Gumam Tawan pelan. Tangannya yang terkepal dengan cepat meninju wajah Joss yang berada dihadapannya.

“ANJING!!!” Umpat Joss kasar. Dia dengan refleks memegang rahangnya yang baru saja ditinju oleh Tawan. Rasanya berdenyut menyakitkan, tenaga lelaki kecil itu tidak bisa dianggap sepele. Joss bahkan tidak menyadari bahwa dia akan diberikan bogeman karena dia pikir Tawan akan langsung pergi tanpa melihatnya.

“Salah gua apa nyet?” Tanya Joss emosi.

“Gantiin temen lo. Gue balik dulu.” Tawan berlalu tanpa banyak basa basi. Lelaki itu bahkan tidak menoleh sedikitpun ke arah Joss. Dia cukup puas bisa meninju wajah lelaki menyebalkan itu.

Joss melihat Tawan dengan tatapan yang penuh ketertarikan, baginya tingkah nakal dan juga bar-bar Tawan saat ini membuatnya terlihat sangat menarik dan juga seksi. Sangat cocok untuk dijadikan pasangan.

“Little orcanius, i will make you fall in love with me.” Gumam Joss pelan. Tangannya mengusap pelan rahangnya, dia mungkin akan memberikan satu bogeman pada Drake karena tingkahnya yang bajingan itu.

dan ya akan dipastikan nanti dia juga akan membalas bogeman ini pada Tawan. Jangan hanya karena lelaki itu menarik perhatiannya, dia akan berbaik hati. Dia akan tetap membalaskan bogeman yang diterimanya pada pipi lucu lelaki itu.