DRIVER ZONE-5


Tawan berlari ke depan rumahnya saat mendapat pesan di instagram dari Joss, jantungnya berdetak dengan gila-gilaan. Rasanya seperti mimpi.

Tawan membuka gerbang dan mendapati mobil fortuner milik pujaan hatinya terparkir dengan rapih di depan rumahnya, jangan lupakan seseorang yang berdiri di pintu kemudi dengan rokok yang tersalip diantara jemarinya. Major flashback menghantam benak Tawan melihat Joss saat ini.

“Atas nama Tawan Vihokratana? Pesen ojek ya mas?” Joss bersuara pertama kali dengan mata yang menatap Tawan penuh kejahilan dan penuh rasa tertarik.

Tawan menahan senyumannya, matanya terasa panas, “Gak tuh, emangnya kata siapa saya pesen ojek?”

“Iya pesen ojek dari pertama kali ketemu, ojek hati kan?” Jawab Joss dengan jahil.

Tawan berlari kecil dan memukul Joss dengan keras, Tawa Joss menguar di udara.

“Cringe banget, ojek hati itu apaan?” Omel Tawan.

Joss hanya mengendikkan bahunya tanda dia hanya asal berbicara, tangannya mengusap tengkuk Tawan dengan lembut, hal yang selama ini menjadi kebiasaannya saat menjadi ojek pribadinya.

“Pertanyaan waktu itu masih berlaku gak?” Joss bertanya dengan tangan yang tidak berhenti mengusap lembut tengkuk sang tetangga.

“Pertanyaan yang mana?” Tawan sendiri menikmati perlakuan Joss, semua yang dilakukan lelaki itu untuknnya seperti ungkapan kasih sayang yang belum sempat terucap dari bibirnya.

“Yang nawarin Joss Wayar jadi pacar Tawan Vihokratana.” Ucap Joss tanpa basa basi.

Tawan sendiri merasakan jantungnya berhenti untuk sepersekian detik, kupu-kupu berterbangan diperutnya, pikirannya kacau hanya karena satu kalimat yang selama ini tidak pernah terpikirkan olehnya akan terucap dari bibir gebetannya.

“Apa?” Tawan bertanya dengan rasa terkejut luar biasa, mencoba mencari kebenaran dari apa yang baru saja ia dengar. Apakah telinganya rusak atau memang Joss bertanya hal tersebut.

“Kemarin kan lu order me in person to be your private ojek, and now can I order you for myself? Gua mau jadi orang yang lu cari ketika lu mau pergi ke suatu tempat, gua mau jadi orang yang lu chat ditengah malem saat lu lagi gabut, gua mau jadi orang yang lu kirimin pap sama mung-mungie setiap saat. I want to be the one for you to spend your time with...” Joss berhenti sesaat.

“Ah anjing aneh banget. Pokoknya lu mau jadi cowok gua gak Te...” Joss mengumpat saat memikirkan ulang perkataannya. Menjadi romantis bukanlah dirinya, dia terbiasa menjadi seseorang yang to the point.

Tawan yang sebelumnya mendengarkan sepenuh hati sontak ikut mengumpat saat mendengar ucapan akhir dari Joss, apa yang diharapkan dari lelaki bertubuh tinggi ini memangnya?

“Idih lo malesin banget, ngomong aja gak selesai. Sini deh gue yang ngomong.” Tawan mengerutkan dahinya, berpikir kata yang selama ini sudah tersusun dengan rapi di otaknya.

“Joss Wayar, I like you. I like you so much since 2 years ago. I like you so much. Like I really like you. Like, I'm head over heels. You're on my mind way too much, toooo much sampe gue pusing. I'm singing stupid love songs only for you, I'm calling your name over and over again setiap lewat rumah lo, gue bahkan doa biar jodoh sama lo anjir.... I'm not a perfect boy, I'll annoy you, I'll piss you off, say stupid stuff and take it back. But all that aside, you'll never find someone who loves you more than me. Beneran serius ini, soalnya gue beneran jatuh cinta banget sama lo jelek. So you're lucky person, because I love you and now I'm asking you to be my boyfriend..” Ucap Tawan dengan serius dan lantang.

Joss menatap Tawan dengan tatapan penuh pemujaan, sejak awal dia tahu bahwa Tawan berbeda dari yang lain. Tawan yang berani dan blak-blaknya berhasil menarik Joss untuk masuk ke dunia lelaki itu dan merasakan semesta di dalamnya.

“Fuck....” Bisik Joss dengan intonasi penuh pemujaan.

“I fell in love with you. I don't know how, I don't know why. I just did.... I'm fucking in love with you and want to kiss you so bad right now because you're so fucking cute.” Bisik Joss lagi.

Tawan terkekeh melihat Joss yang terlihat jatuh cinta padanya, Tawan seperti melihat dirinya 2 tahun belakangan ini.

“That's my charm. You fell in love with me tanpa lo sadar. Sekarang lo terjebak di jurang Tawan Vihokratana. Selamat menjalani hidup dengan penuh kebadutan. Gue yakin lo bakal suka menjalani hidup sebagai badut.” Ucap Tawan dengan senang.

Joss terkekeh dan menarik Tawan ke dalam pelukannya, “I don't mind being a clown for you.”

“Glad to hear that, you will become a professional clown. Congrats once again.” Balas Tawan dengan jahil.

Joss kembali tertawa dan mengeratkan pelukannya pada kekasih barunya ini. Siapa sangka 2 minggu menjadi ojek pribadi Tawan sanggup membuat Joss jatuh telak pada pesona lelaki kecil itu.

Tawan dengan segala omong kosong dan tindakan bodoh yang tidak pernah lupa dilakukannya membuat Joss selalu ingin mendekap lelaki itu agar tidak terlalu banyak bertingkah aneh yang berpotensi membuatnya malu.

Joss pikir selama ini dia menjadi ojek Tawan cukup mengantar dan menjemput lelaki itu selama dia berpergian, namun Joss juga diajak untuk merasakan hidup seperti Tawan menjalani hidupnya.

Bagaimana ia dan teman-temannya tertawa hanya karena hal remeh, bagaimana lelami itu tiba-tiba meminta mobilnya berhenti di pinggir jalanan yang kosong hanya untuk memetik mangga muda yang menggantung dengan bebas, dan hal-hal aneh lainnya yang Tawan tunjukkan padanya dengan cara luar biasa.

Joss jatuh cinta, benar-benar jatuh sedalam-dalamnya pada lelaki itu. Semua yang dilakukan Tawan seperti memiliki magis yang selalu menariknya untuk tetap berdekatan dengan lelaki itu. Joss selalu menyukai presensi Tawan di dalam hidupnya.

“Mau ke Jungeland gak?” Tawar Joss pada Tawan yang masih berada dipelukannya.

Tawan memincingkan matanya penuh waspada, “Feenya berapa nih? Kalau mahal gak dulu deh.”

Joss tertawa kecil, “Gratis. Just love me everyday, every minutes, every seconds.”

Tawan ikut tertawa dengan keras mendengar ucapan cringe kekasihnya, “Oh, I already did. So, let's go to Jungleland, dek ojek?”

“Let's go, boss babe.”


6 February 2021 DRIVER ZONE – END