DRIVER ZONE-1


Tawan melangkahkan kakinya ke arah rumah berwarna cokelat dengan pagar hitam, rumah yang selama ini menjadi tempat matanya berlabuh ketika melewatinya saat pulang sekolah.

Rumah itu adalah rumah milik Joss Wayar, tetangga yang disukainya selama 2 tahun belakangan ini.

Tawan sangat mengingatnya, sekiranya 4 tahun lalu dia sedang bermain bulu tangkis dengan teman-temannya, lalu datang mobil sedan dan mobil pick up berisi barang-barang. Seperti orang pindahan rumah, dan ternyata memang ada keluarga baru yang pindah ke rumah kosong di bloknya. Disaat itu lah Tawan pertama kali bertemu dengan Joss Wayar, lelaki yang satu tahun lebih muda darinya.

Tawan belum mengerti arti debaran yang muncul saat melihat Joss kala itu, yang dia tahu bahwa saat itu Tawan merasa bahagia karena temannya bertambah lagi.

Namun Tawan harus menelan pil pahit karena Joss Wayar jarang sekali keluar rumah untuk bermain, lelaki itu menghabiskan harinya di dalam rumah ataupun pergi ke rumah neneknya, dan sejak saat itu Tawan perlahan mulai melupakan kalau dia memiliki tetangga bernama Joss Wayar.

Lalu Tawan kembali ingat bahwa dia memiliki tetangga lain selain teman-temannya saat itu. Saat ujian akhir semester dua kelas sepuluh, Tawan pulang dengan Off dan wajah kusutnya, dan dia melihat Joss keluar pagar rumahnya dengan motor ninjanya, bagaikan oasis dipadang pasir.

Tawan jatuh cinta, dengan paras lelaki itu, jatuh cinta yang benar-benar jatuh. Hingga saat ini dirinya sudah kelas dua belas dan masih menyukai sang tetangga, Joss Wayar.

“Lo deg-degkan gak?” Jumpol berbisik melihat Tawan yang hanya diam, tidak berisik seperti biasanya.

“Pasti lah gilaa.” Kali ini Arm yang menyahuti ucapan Jumpol.

“Te, Teeee” Panggil Jumpol lagi.

Tawan yang tersadar dari lamunanya hanya menunjukkan cengiran lebarnya, “Kenapa?”

“Gugup gak?” Jumpol mengulang pertanyaannya.

“Banget, rasanya jantung gue mau meledak.” Bisik Tawan dengan suara tercekat.

Ketiga sekawan itu sudah dekat dengan rumah Joss, Tawan sendiri dapat melihat punggung lelaki yang berdiri di dekat mobilnya dengan rokok yang tersalip dijarinya.

“Joss?” Panggil Tawan dengan suara pelan.

Joss yang merasa dipanggil menoleh dan melihat Tawan dengan dua orang temannya yang sejujurnya sudah sangat familiar karena mereka bertiga sangat sering lewat depan rumahnya.

“Udah langsung jalan?” Tanya Joss tanpa basa-basi.

Tawan hanya mengangguk fan tersenyum kecil, masih shock dengan kenyataan dia bisa berbicara langsung dengan orang yang disukainya.

Joss membuang rokoknya dan menginjaknya pelan, lelaki itu masuk ke dalam mobilnya dengan cara yang paling Tawan sukai. Terlihat begitu tangguh dan juga keren.

Arm dan Jumpol yang melirik satu sama lain, dengan cepat mereka berlari dan membuka pintu penumpang belakang lalu masuk ke dalamnya. Meninggalkan Tawan dengan wajah terkejutnya.

“Brengsek” Lirih Tawan menyadari bahwa temannya berusaha membuatnya duduk di kursi penumpang depan bersama dengan Joss.

“Te cepetan sini masuk” Arm membuka kaca mobil dan meneriaki Tawan yang masih berdiri dengan kaku.

Tawan memberikan jari tengahnya dan dengan pasrah masuk ke dalam mobil Joss yang memiliki wangi menthol.

Tawan memberikan tasnya ke belakang setelah mengeluarkan sekotak permen dan headsetnya, Arm dan Jumpol hanya terkekeh tanpa suara melihat wajah cemberut Tawan.

“Jangan lupa seatbeltnya” Ucap Joss tiba-tiba.

Tawan yang terkejut dengan suara berat lelaki itu hanya mengangguk tanpa bersuara lagi. Jantungnya saat ini sama sekali tidak bisa diajak berbicara.

Suasana mobil sangat hening, padahal biasanya entah Arm atau Jumpol akan mengeluarkan candaan mereka ataupun mengobrol hal-hal tidak penting. Tawan merasa gelisah, dia ingin sekali mengajak Joss berbicara namun nyalinya sudah habis atas tingkahnya kemarin saat menghubungi Joss.

Jumpol yang paham kecanggungan yang dirasakan Tawan memutuskan untuk membantu sang teman.

“Halo Joss, kita belum kenalan ya? Kenalin gua Off Jumpol, temennya Te. Terus ini Arm Weerayut, kita temen satu sekolah.” Ucap Jumpol memperkenalkan dirinya tanpa malu.

Tawan sudah ingin menyembunyikan wajahnya di kursi, tidak ingin menoleh sedikitpun ke arah Joss. Malu sekali rasanya.

“Oh iya, kenalin gua Joss Wayar. Tetangganya Tay.” Balas Joss disertai dengan senyum sopan yang ditunjukkan ke arah Jumpol.

“Anyway thank you Joss udah mau nerima tawaran buat nganter ke Jungleland..” Ucap Jumpol lagi.

“Iya sama-sama.” Jawab Joss singkat.

Sejauh Tawan mengenal Joss memang lelaki itu jarang berinteraksi dengan anak-anak seusia mereka yang tinggal di satu lingkungan. Joss seperti anak rumahan, namun Tawan tahu bahwa sebenarnya tidak. Joss bersekolah di salah satu sekolah yang terkenal pandai dalam hal Tawuran, dan Tawan beberapa kali memergoki Joss terkunci diluar rumah saat pulang sekolah yang Tawan asumsikan bahwa lelaki itu terkena hukuman dari ibunya.

“Kalau mau dengerin musik, bisa hubungin spotifynya langsung ya.” Ucap Joss tiba-tiba setelah keheningan panjang yang menyapa mereka.

“Wih thank youuu” Kali ini Arm menjawab dengan agak semangat. Lelaki itu membuka ponselnya untuk menghubungkan spotifynya dengan mobil milik Joss.

Suara Adam Levine mengalun dengan keras di dalam mobil berisi 4 remaja tersebut. Tawan agak bersyukur kali ini karena Arm tidak menyetel musik aneh-aneh yang berpotensi membuat Tawan merasa semakin malu.

“I NEED A GIRLS LIKE YOUU” Arm tiba-tiba bernyanyi dengan suara keras mengikuti alunan lagu Girls Like You by Maroon 5

Bukan hanya Tawan, namun Joss dan Jumpol juga agak terkejut dengan suara Arm.

Lelaki yang bernyanyi hanya menampilkan cengirannya, Arm melanjutkan nyanyiannya tanpa memperdulikan Joss sang pemilik mobil. Jumpol juga akhirnya join dengan Arm bernyanyi dengan riang gembira.

Tawan melirik ke arah Joss ketika lelaki itu juga meliriknya, “Sorry... temen-temen gue emang rada aneh.”

“Hahaha gak apa-apa, gih ikutan nyanyi juga. Anggap aja gua angin lalu.” Ucap Joss tidak memusingkannya.

Memangnya apa yang diharapkan dari 3 orang remaja bersahabat dekat dan sedang dalam perjalanan berlibur. Joss sempat kaget tadi karena tidak seberisik bayangannya, ternyata mereka hanya sedang jaim.

Lagu Girls Like You berganti menjadi lagu kesukaan Tawan, Animals dan Tawan mengumpat pelan.

Perduli setan dengan image baik yang harus dibangun di depan gebetan, haram hukumnya jika tidak bernyanyi ketika lagu kebangsaan berputar dengan keras.

Tawan menerima sodoran ponsel dari Arm sebagai microfon untuk dia bernyanyi.

Baby I'm preying on you tonight, hunt you down eat you alive Just like animals Animals Like animals-mals

Tawan bernyanyi dengan keras, suaranya bersahut-sahutan dengan suara Adam Levine. Arm dan Jumpol sudah tertawa keras melihat Tawan takluk dengan lagu ini. Rasanya selalu lucu karena apapun keadaannya Tawan akan memilih lagu ini dari apapun, termasuk meluruhkan image jaimnya yang sudah dibangunnya sejak masuk ke dalam mobil milik gebetannya.

Maybe you think that you can hide I can smell your scent for miles Just like animals Animals Like animals-mals Baby I'm

Tawan menghayati nyanyiannya, diotaknya hanya terkumpul lirik lagu Animals yang sudah dihafalnya sejak lagu ini keluar. Tawan bahkan tidak sadar bahwa Joss sesekali meliriknya dengan senyuman yang tertahan di bibir lelaki itu.

Lucu sekali rasanya.

Tawan menantikan selama 2 tahun untuk melihat Joss tersenyum untuknya tanpa ia senyumi terlebih dahulu, ketika dia berhasil mendapatkannya. Tawan malah sedang sibuk bernyanyi seperti seorang penyanyi profesional.

dan Joss Wayar menyadari bahwa pilihannya menerima tawaran menjadi driver dari tetangganya ini bukanlah pilihan yang buruk.

Karena pada detik ini, Joss menikmati waktunya memperhatikan sang tetangga yang bernyanyi dengan gila-gilaan.